Gramatika Dasar Bahasa Korea

 

Tata Bahasa Korea

Gramatika Dasar Bahasa Korea

Kalimat Berpedikat Nomina

Pada kalimat berpedikat nomina (kata benda) dalam bahasa Korea, biasanya digunakan kata bantu 이에요 / 예요 (ieyo/yeyo) yang setara dengan ‘adalah’ dalam bahasa Indonesia. Penggunaan salah satu dari kedua kata bantu tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kesopanan dan situasi formal.

 

Susunan

Subjek (S) + [Predikat (P) + 이에요 / 예요]

 

Contoh

저는 대학생(이에요)

   S                 P

/jeoneun daehaksaeng-ieyo/

Saya (adalah) mahasiswa

 

Baca juga: Perubahan Akhiran Kata Kerja dan Kata Sifat dalam Suatu Kalimat dalam Bahasa Korea

 

Kalimat Berobjek

Dalam bahasa Indonesia, struktur suatu kalimat dapat dipengaruhi oleh susunan atau letak kosa katanya. Sehingga perbedaan letak kosa kata dapat menyebabkan perbedaan arti dalam bahasa Indonesia. Perhatikan contoh berikut ini.

 

(1)   Rafi suka Dita

  S      P      O

(2)   Dita suka Rafi

  S      O     P

 

Pada contoh kalimat (1) memiliki arti bahwa Rafi yang menyukai Dita, sedangkan pada contoh kalimat (2) mengandung arti sebaliknya, yakni Dita lah yang menyukai Rafi. Pada kalimat (1) Rafi berkedudukan sebagai subjek dan Dita sebagai objek, sedangkan pada kalimat (2) Dita yang menjadi subjek dan yang menjadi objek adalah Rafi.

 

Hal tersebut berbeda dengan bahasa Korea, karena dalam bahasa Korea letak kosa kata tidak akan memengaruhi arti suatu kalimat secara gramatikal. Perubahan dalam bahasa Korea baru akan berubah karena dipengaruhi oleh partikel yang menandai subjek atau objek. Partikel yang menandai subjek dalam bahasa Korea adalah partikel / dan / (-eun/-neun), sedangkan partikel yang menandai objek adalah partikel / (-eul/-reul).

Contoh:

나는 리리를 좋아해요.

   S        O            P

 /Na-neun Lili-reul joh-ahaeyo/

(Saya suka kepada Lili)

 

리리를 나는 좋아해요.

    O         S          P

/Lili-reul Na-neun joh-ahaeyo/

(kepada Lili Saya suka)

 

Dengan memerhatikan kedua contoh di atas, dapat dipahami bahwa di mana pun letak kosa katanya, selagi partikel penandanya tidak diganti atau ditukar posisi, tidak akan memengaruhi arti secara gramatikal. Kedua kalimat tersebut pada dasarnya memiliki arti yang sama, yaitu ‘Saya suka Lili’ dengan ‘Saya’ sebagai subjek dan ‘Lili’ sebagai objek.

 

Apabila diperhatikan contoh-contoh kalimat berobjek dalam bahasa Indonesia dan bahasa Korea yang telah disebutkan sebelumnya dapat pula dipahami bahwa kalimat berobjek dalam bahasa Indonesia berpola S + P + O, sedangkan dalam bahasa Korea berpola S + O + P dengan S adalah subjek, P adalah predikat, dan O adalah objek.

 

Baca juga: Akhiran Untuk Kata Benda dalam Kalimat Bahasa Korea

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post