Kata Ganti Orang dalam Bahasa Jepang

kata ganti orang dalam bahasa jepang

 

Kata Ganti Orang dalam Bahasa Jepang

Perbandingan Kata Ganti Orang dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang

Semua bahasa yang ada di dunia memiliki kata ganti orang, baik itu bahasa nasional seperti bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab, hingga bahasa daerah seperti bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa dengan kata ganti orang yang cukup banyak. Selain itu, berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak mengenal konsep gender, kata ganti orang dalam bahasa Jepang mengenal konsep gender, meskipun tidak terdapat pada semua kata ganti. Maksud konsep gender di sini yaitu ada kata ganti orang yang hanya dapat digunakan oleh gender tertentu dan tidak dapat digunakan oleh gender yang lain.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia, semua kata ganti orang dapat digunakan oleh semua gender. Kata ganti orang Saya, Aku, Kami, Kita, Kamu, Dia, dan Mereka semuanya dapat digunakan oleh gender maskulin maupun feminin. Meski terdapat perbedaan, tetapi baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, keduanya memiliki kemiripan dalam hal konsep kesopanan. Jadi ada kata ganti orang yang digunakan ketika situasi formal dan ketika situasi nonformal. Agar lebih mudah untuk memahami kata ganti orang dalam bahasa Jepang, simak penjelasan berikut ini.

 

Penggunaan Kata Ganti Orang dalam Bahasa Jepang

Kata Ganti Orang Kesatu

1.       Watashi ((わたし))

Watashi digunakan sebagai kata ganti orang kesatu baik untuk laki-laki maupun perempuan. Watashi merupakan kata ganti orang kesatu yang standar, sehingga dapat digunakan dalam situasi formal maupun nonformal. Jadi kalau sedang berada dalam situasi formal, terjemahannya adalah saya, sedangkan jika sedang berada dalam situasi nonformal terjemahannya jadi Aku.

2.       Watakushi ((わたくし))

Apabila kamu bermaksud untuk menunjukkan kata ganti orang kesatu yang sangat formal, Watakushi lah yang biasanya digunakan oleh orang jepang. Selain digunakan untuk situasi yang sangat formal, kata ganti orang ini juga digunakan untuk menunjukkan kerendahan hati atau kerendahan status sosial penutur di hadapan mitra tutur. Misalnya seorang pekerja di hadapan majikannya. Kata ganti orang ini juga dapat digunakan oleh semua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Saya merupakan padanan kata yang cocok untuk kata ganti orang ini dalam bahasa Indonesia.

3.       Atashi (あたし)

Berbeda sedikit dengan Watashi, Atashi hanya digunakan oleh perempuan untuk menunjukkan sifat manja, ramah, dan femininnya. Bagi kalian yang laki-laki, harap hindari penggunaan kata ganti orang Atashi atau kalian berpeluang disebut okama (御釜(おかま)) oleh mitra tutur kalian. Okama artinya (mohon maaf) banci.

4.       Uchi ((うち))

Arti kata Uchi sendiri sebenarnya adalah dalam, rumah saya, atau keluarga saya. Tetapi juga dapat digunakan sebagai kata ganti orang kesatu, Saya. Penggunaan kata Uchi menunjukkan ikatan kuat antara penutur dengan orang-orang yang berada di rumahnya atau keluarganya. Biasanya kata ganti orang ini hanya digunakan oleh wanita.

5.       Washi ((わし)(わし))

Penulisan kata Washi biasanya hanya menggunakan tulisan kana (hiragana/katakana). Washi biasanya digunakan sebagai kata ganti orang kesatu yang berarti Saya dalam bahasa Indonesia oleh seorang laki-laki yang sudah lansia. Sehingga akan terdengar aneh jika digunakan oleh orang yang masih muda. Mungkin jika digunakan oleh anak muda, anak muda tersebut akan disebut tua dengan nada ejekan.

6.       Boku ((ぼく))

Kata ganti orang Boku memang pada dasarnya hanya merujuk kepada laki-laki dan memang biasanya digunakan oleh laki-laki. Tetapi bisa jadi ada perempuan yang menggunakannya untuk menunjukkan bahwa dia merupakan seorang yang berperilaku seperti laki-laki atau tomboy. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, mungkin sepadan dengan kata Aku tetapi lebih maskulin.

7.       Ore ((おれ))

Kata ganti orang yang ini memang dapat dikatakan cukup kasar dan hanya digunakan pada situasi yang sangat tidak formal. Oleh karena itu, mitra tuturnya tidak lain adalah teman-teman sepermainan. Biasanya kata ganti ini sering dipakai oleh anak-anak muda gaul, tetapi bisa jadi digunakan pada situasi tertentu selain kepada teman sepermainan dengan maksud menunjukkan emosi atau merendahkan mitra tutur dikarenakan mitra tutur dirasa memiliki posisi yang lebih rendah dari penutur. Mungkin padanannya dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh anak-anak gaul adalah kata Gue. Baik Watashi, Watakushi, Boku, dan Ore, semuanya menunjukkan kepada kata ganti orang kesatu tunggal.

8.       Watashitachi ((わたし)たち)

Watashitachi merupakan kata ganti orang kesatu pertama yang menunjukkan kepada jamak atau banyak. Penggunaannya bersifat standar sehingga dapat digunakan dalam situasi formal maupun nonformal. Padanan kata ganti orang ini dalam bahasa Indonesia adalah Kita atau Kami. Berbeda dengan bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang, kata ganti orang kesatu yang menunjukkan jamak tidak memiliki perbedaan ketika mitra tutur dimasukkan atau tidak. Apabila kita memerhatikan kata Kita dan Kami jelas terdapat perbedaan. Kata Kita digunakan ketika mitra tutur diajak dan dimasukkan dalam posisi yang sama dengan penutur, sedangkan jika mitra tutur tidak diajak dan tidak dimasukkan ke dalam posisi yang sama dengan penutur maka digunakan kata Kami. Kata Kami dalam bahasa Indonesia juga digunakan untuk menunjukkan kata ganti orang kesatu tunggal yang menunjukkan keagungan penutur. Biasanya digunakan sebagai kata ganti untuk menggantikan Tuhan dalam terjemahan kitab suci.

9.       Wareware (我々(われわれ))

Bagi yang pertama kali mendengar kata ganti orang ini, mungkin kata ganti orang ini akan terdengar asing. Tetapi sebenarnya kata ganti orang ini cukup banyak digunakan. Hanya saja, biasanya kata ganti orang ini hanya digunakan oleh seorang pemimpin dalam suatu kelompok terhadap bawahan-bawahannya. Misalnya seorang jenderal tentara yang mitra tuturnya adalah bawahan-bawahannya, atau inspektur kepolisian terhadap bawahan-bawahannya. Untuk semua kata ganti orang kesatu jamak dalam bahasa Indonesia, padanannya hanya ada Kita dan Kami, dan untuk menentukan waktu penggunaan Kita dan Kami, hanya tinggal melihat konteks dan maksud dari penutur saja.

10.   Bokutachi ((ぼく)たち)

Bokutachi merupakan kata ganti orang kesatu jamak yang biasa digunakan hanya oleh laki-laki. Digunakan hanya pada saat situasi kasual atau nonformal.

11.   Bokura ((ぼく))

Sama seperti Bokutachi, Bokura pun merupakan kata ganti orang kesatu jamak yang biasanya hanya digunakan oleh laki-laki. Situasi penggunaannya pun sama, yaitu hanya pada saat situasi kasual atau nonformal.

12.   Oretachi ((おれ)たち)

Penggunaan Oretachi menunjukkan bahwa penuturnya adalah seorang maskulin, sehingga kata ganti orang ini biasanya digunakan hanya diantara sesama lelaki. Perbedaanya dengan Bokutachi dan Bokura adalah Oretachi termasuk kata yang kasar.

13.   Orera ((おれ))

Ketentuan penggunaan yang biasanya terdapat pada kata ganti orang Orera sama dengan apa yang terdapat pada kata ganti orang Oretachi. Orera pun termasuk kata ganti orang yang kasar.

 

Kata Ganti Orang Kesatu yang Sudah Jarang atau Tidak Lagi Digunakan

Selain ketiga belas kata ganti orang kesatu di atas, terdapat pula kata ganti orang kesatu lain terutama yang menunjukkan kepada tunggal (Saya), hanya saja penggunaannya sudah jarang atau tidak lagi digunakan karena hanya digunakan pada zaman dulu. Diantaranya adalah sebagai berikut.

14.   Sessha (拙者(せっしゃ))

Sessha merupakan kata ganti orang kesatu tunggal yang dulunya digunakan oleh seorang pejuang seperti samurai. Kata ganti orang ini memiliki konotasi kerendahan hati atau kecerobohan. Jika sering menyaksikan film Jepang tentang cerita pejuang zaman dahulu, mungkin kalian masih akan sering mendengar kata ganti orang ini.

15.   Wagahai (吾輩(わがはい))

Kata ganti orang kesatu ini menunjukkan tunggal dan pada zaman dahulu biasanya digunakan oleh laki-laki yang sudah berumur dari kalangan terhormat. Kata ganti orang ini menunjukkan nuansa arogansi dari penuturnya.

16.   Oira (おいら)

Oira sebenarnya adalah cara pengucapan lain dari kanji Orera. Cara pengucapan Oira umumnya digunakan pada zaman Dinasti Edo.

17.   Warawa ((わらわ)(わらわ))

Kata ganti orang Warawa dulunya biasa digunakan oleh istri atau selir dari orang-orang yang berada di kalangan istana atau juga kesatria seperti samurai. Warawa menunjukkan nuansa kerendahan hati dari penuturnya.

18.   Atai (あたい)

Atai tidak lain hanyalah cara pengucapan lain dari Atashi yang merupakan kata ganti orang kesatu tunggal yang biasa dipakai oleh perempuan. Dahulunya, kata ganti orang Atai sering digunakan oleh wanita-wanita penghibur yang ada di Tokyo. Terdapat kata ganti orang lain selain Atashi dan Atai yang biasanya hanya digunakan oleh perempuan, yaitu Atakushi dan Ate. Cara penggunaan dari semua kata ganti orang tersebut sama, yang berbeda hanya cara pengucapannya saja. Kanji yang digunakan pun sama, yaitu Kanji Saya () sehingga kata ganti-kata ganti orang tersebut biasanya hanya menggunakan tulisan kana. Perihal kata ganti orang Atakushi, situasi penggunaanya sama dengan Watakushi, formal dan menunjukkan kerendah hatian atau kerendahan status sosial.

19.   Chin ((ちん))

Chin merupakan kata ganti orang yang hanya boleh digunakan di kalangan keluarga Kaisar. Kata ganti orang ini merujuk pada orang kesatu banyak atau dapat diartikan Kita atau Kami.

20.   Yo (())

Yo adalah kata ganti orang kesatu yang digunakan pada situasi formal. Kata ini digunakan oleh pria yang memiliki kasta tertinggi dalam status sosial.

 

Kata Ganti Orang Kedua

1.       Anata (あなた)

Kata ganti orang kedua tunggal yang berlaku standar. Artinya dapat digunakan dalam situasi formal atau nonformal, tetapi memang kecenderungannya kepada situasi formal. Pada situasi tersebut, Anata lebih sesuai apabila padanannya dalam bahasa Indonesia menggunakan Anda. Hanya saja, kata ganti orang Anata juga biasa digunakan oleh suatu pasangan untuk menunjukkan panggilan kesayangan. Misalnya panggilan sayang antara suami dan istri.

2.       Kimi ((きみ))

Kimi dalam bahasa Indonesia setara dengan kata ganti orang Kamu, yaitu kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan pada saat situasi kasual atau nonformal. Kimi biasanya digunakan kepada orang-orang yang dikenal baik oleh penutur seperti teman.

3.       Omae ((まえ))

Masih merupakan kata ganti orang kedua yang menunjukkan tunggal. Omae terbilang cukup kasar, setara dengan kata ganti orang kesatu Ore. Biasanya penutur yang menggunakan Omae, menempatkan mitra tuturnya sebagai orang yang berada di bawah posisinya. Mungkin arti dekatnya yaitu Elu dalam bahasa Indonesia.

4.       Kisama (貴様(きさま))

Memiliki cara penggunaan seperti halnya Omae yang menunjukkan kata ganti orang kedua. Tetapi Kisama memiliki tingkat kekasaran yang lebih daripada Omae, karena selain kasar dan mengandung konotasi merendahkan, juga memiliki arti hinaan dan umpatan kepada mitra tutur. Oleh karena itu, Kisama biasanya digunakan ketika seorang penutur benar-benar marah dan meluapkan emosinya. Apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, mungkin artinya setara dengan (mohon maaf kasar) Elu Bajingan/Bajingan.

5.       Minasan ((みな)さん)

Kata ganti orang kedua yang digunakan pada situasi umum, baik formal maupun nonformal. Minasan merujuk pada banyak orang. Selain digunakan untuk kata ganti orang, juga digunakan untuk kata sapaan seperti yang biasa digunakan dalam pidato, iklan, atau berita. Artinya dekat dengan Bapak/Ibu, Saudara/i sekalian, kalian semua, atau semuanya dalam bahasa Indonesia, dan Ladies and Gentlemen atau you all dalam bahasa Inggris. Untuk situasi yang nonfromal, biasanya Minasan cara pengucapannya diganti menjadi Minna (みんあ) dan hanya ditulis dengan kana.

6.       Kimitachi ((きみ)たち)

Kimitachi merupakan kata ganti orang kedua jamak yang digunakan pada orang-orang yang dikenal. Digunakan pada kondisi kasual atau nonformal.

7.       Anatatachi (あなたたち)

Anatatachi menunjukkan orang kedua jamak. Digunakan biasanya pada saat situasi yang tidak formal. Kata ganti orang ini juga dapat menunjukkan konotasi sedikit angkuh dari penuturnya.

8.       Kimira ((きみ))

Seperti halnya Kimitachi, Kimira juga biasanya hanya digunakan kepada orang-orang yang dikenal.

9.       Omaetachi ((まえ)たち)

Omaetachi merupakan bentuk jamak dari Omae. Omaetachi menunjukkan kata ganti orang kedua jamak dengan konotasi sedikit merendahkan mitra tutur seperti halnya Omae.

10.   Omaera ((まえ))

Cara penggunaan kata ganti orang Omaera, persis seperti kata ganti orang Omaetachi. Digunakan untuk orang kedua banyak dan memiliki konotasi merendahkan mitra tutur karena penutur menempatkan mitra tutur pada posisi lebih rendah.

 

Kata Ganti Orang Ketiga

1.       Kare ((かれ))

Kare digunakan sebagai kata ganti orang ketiga tunggal maskulin yang targetnya adalah laki-laki. Digunakan dalam banyak situasi, baik formal maupun nonformal.

2.       Kanojo (彼女(かのじょ))

Kebalikan dari Kare yang menunjukkan kepada maskulin, Kanojo menunjukkan kepada feminin sehingga targetnya adalah perempuan. Selain dapat berarti Dia (perempuan), Kanojo juga dapat diartikan sebagai pacar perempuan. Untuk membedakan waktu penggunaanya, perlu memerhatikan konteks.

3.       Karera ((かれ))

Merupakan bentuk jamak dari Kare, menunjukkan laki-laki banyak. Artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih yaitu Mereka laki-laki. Selain hanya menunjukkan kepada laki-laki, target Karera bisa juga merupakan kumpulan dari laki-laki dan perempuan.

4.       Kanojora (彼女(かのじょ))

Seperti Karera, Kanojora pun merupakan kata ganti orang ketiga jamak. Target yang ditunjukkan Kanojora sebaliknya dari Karera, yaitu orang ketiga jamak feminin. Artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih yaitu Mereka perempuan.

5.       Kanojotachi  (彼女(かのじょ)たち)

Penggunaan kata ganti orang Kanojotachi persis sama dengan kata ganti orang Kanojora.

Perihal adanya klasifikasi kata yang kasar dan tidak atau klasifikasi lainnya, itu mungkin bisa saja terjadi perubahan dikarenakan konvensi sosial yang diubah oleh kelompok-kelompok tertentu. Kata Ore, Omae, bahkan Kisama, mungkin akan dirasa wajar dan bukan merupakan kata ganti orang kasar dan yang menunjukkan umpatan bilamana ditujukan untuk candaan dan lain-lain yang disepakati oleh penutur dan mitra tuturnya. Hal seperti ini sering juga ditemukan dalam bahasa-bahasa lain termasuk Indonesia.

 

 

 

Referensi:

Grup Facebook

Takoboto

Sumber-sumber lain di laman internet

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post