Perkembangan Moral dan Penghayatan Keagamaan
Pendahuluan
Psikologi hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang baru. Pada mulanya,
psikologi hukum hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan pendamping atau
pelengkap dari ilmu-ilmu pengetahuan hukum yang telah ada sebelumnya. Tetapi
dewasa ini, psikologi hukum menjadi cabang ilmu pengetahuan yang mulai mendapat
posisi penting.
Psikologi hukum mengkaji hukum sebagai perwujudan dari perkembangan jiwa
manusia. Hukum ada bersamaan dengan adanya manusia. Perkembangan kejiwaan
manusia berlangsung selama masa hidupnya dimulai dari sejak lahir hingga
meninggal dunia. Tetapi terdapat masa yang paling mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan jiwa manusia. Masa itu dinamakan dengan masa remaja.
Di saat memasuki masa remaja, ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam berperilaku. Perilaku-perilaku tersebut berimplikasi pada hukum. Di
antara faktor-faktor tersebut yang paling dominan adalah perkembangan moral dan
penghayatan keagamaan.
Pengertian Perkembangan
Menurut F.J. Monks, dkk. sebagaimana dikutip oleh Hendra Akhdhiat dan
Rosleny Marliani, perkembangan merujuk pada proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan merujuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Adapun menurut Ahmad Sudrajat, perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya (Hendar Akhdhiat dan Rosleny Marliani: 2018, 272).
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Bersifat tetap
dan berkesinambungan;
2) Berlangsung
sepanjang hayat;
3) Tidak dapat
diulang atau diputar balik; dan
4) Progresif atau
mengarah pada yang lebih baik.
Pengertian Moral
Menurut Merriam dan Webster, moral berhubungan dengan apa yang benar dan
salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang
sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat
tersebut.
Hurlock mendefinisikan moral sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral
kelompok sosial. Menurutnya, moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan
adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral bagi anggota suatu
budaya.
Sedangkan menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan, moral adalah suatu
tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang mengatur
perilaku seseorang dan masyarakat.
Dari definisi-definisi di atas, tidak terdapat perbedaan yang begitu besar
dalam mendefinisikan moral. Secara sederhana moral adalah tolak ukur dalam
berperilaku menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Tolak ukur tersebut dipengaruhi oleh budaya dan agama yang dianut.
Pengertian Remaja
Remaja merupakan salah satu periode atau masa dalam kehidupan manusia. Masa
remaja mempunyai peran yang penting dalam pembentukan karakter karena pada masa
ini seseorang akan mulai mencari tahu dan menentukan jati dirinya. Mayoritas
ahli menentukan usia remaja pada rentang usia 12 tahun sampai 21 tahun. Rentang
usia tersebut dibedakan menjadi tiga tahap sebagai berikut.
1) Masa remaja
awal (12-15 tahun);
2) Masa remaja
pertengahan (15-18 tahun);
3) Masa remaja
akhir (18-21 tahun).
Perkembangan Moral dan Penghayatan Keagamaan pada Remaja
Baik moral maupun agama, keduanya merupakan fenomena kognitif. Moral dan
agama memiliki peran yang sangat penting bagi seorang remaja. Bahkan menurut
Adams dan Gullota sebagaimana dikutip oleh Hendra Akhdhiat dan Rosleny
Marliani, agama memberikan kerangka moral sehingga dapat membuat seseorang
membandingkan perilakunya. Moral menjadi tolak ukur dalam bertindak sesuai
dengan lingkungan yang ada dan agama menjadi salah satu hal yang diresepsi ke
dalam tolak ukur tersebut.
Perkembangan moral dan penghayatan keagamaan dibentuk oleh beberapa faktor
sebagai berikut.
1. Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Moral Remaja
a. Kurangnya
perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Ketika seorang remaja pendidikan agamanya terlantar, besar kemungkinan akan
memiliki perilaku yang kurang baik. Orang yang paling bertanggung jawab pada
saat itu adalah keluarganya terutama orangtua. Orangtua seharusnya dapat
memberikan pendidikan keagamaan di samping materi.
b. Pengaruh
lingkungan yang tidak baik
Remaja yang hidup dan tumbuh besar di lingkungan yang baik akan terbawa
baik pula. Begitu juga sebaliknya, apabila ia hidup dalam lingkungan dengan
masyarakat yang kurang baik akan terbawa kurang baik pula. Tetapi hal itu akan
berbeda apabila anak tersebut memang tidak mudah terpengaruh.
c. Tekanan
psikologi yang dialami remaja
Tidak sedikit anak yang menjadi nakal atau berperilaku buruk karena tekanan
psikologis. Padahal mulanya anak itu adalah anak yang baik. Mislanya, karena
tekanan untuk memperoleh perhatian tidak dia dapatkan. Akhirnya dia memilih
perilaku yang menyimpang sebagai cara untuk memperoleh perhatian yang ia
inginkan.
d. Gagal dalam
studi/pendidikan.
Persaingan dalam dunia pendidikan membuat remaja takut akan gagal. Apalagi
jika di balik semua itu tuntutan orangtua pada anak sangat tinggi. Di saat
keinginan itu tidak tercapai akhirnya anak merasa gagal dan memutuskan untuk
melakukan tindakan yang menyimpang sebagai pelarian.
e. Peranan media
massa.
Remaja tidak boleh dibiarkan seharian menggunakan gadget karena
pengaruhnya terhadapa sikap sangat besar. Banyak perilaku-perilaku yang didapat
anak dari media masaa khusunya media online yang ditiru tanpa disaring terlebih
dahulu.
2. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perkembangan Pengahayatan Agama
a. Faktor
pembawaan
1) Watak manusia
yang memiliki kecenderungan berbuat baik dan berbuat buruk.
Secara kodrati manusia memang diciptakan oleh Tuhan dengan memiliki potensi
baik dan buruk. Bahkan potensi buruk lebih besar daripada potensi baiknya. Hal
ini sebagaimana termaktub di dalam QS. Asy-Syam ayat 8.
2) Dilahirkan
tanpa pengetahuan tentang apapun.
Pada mulanya, manusia dilahirkan tanpa pengetahuan apapun. Oleh karena itu,
peluang untuk diajak baik dan tidak baik sangat besar. Tentunya keadaannya akan
berbeda apabila manusia ketika dilahirkan telah dibekali ilmu pengetahuan.
b. Faktor luar
1) Keluarga
Lingkungan pertama dan sekolah pertama bagi
seseorang adalah lingkungan keluarganya. Lingkungan keluarga menjadi lingkungan
yang menjadi pionir dalam pembentukan kepribadian seseorang. Salah satunya
dalam membentuk pribadi yang menjunjung tinggi nilai agama.
2) Lingkungan
sekolah
Lingkungan sekolah dan pendidikan lainnya
menjadi salah satu pemberi pengaruh terbesar bagi seseorang dalam penghayatan
keagamaannya. Dalam hal ini peran teman dan guru paling dominan.
3) Lingkungan
masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan nyata
bagi remaja dalam mengarungi kehidupan. Apabila seseorang hidup di lingkungan
masyarakat yang menjunjung tinggi agama, maka besar peluang baginya untuk
menjadi sosok yang akan menjunjung tinggi agama pula.
Penutup
Dalam perkembangan moral pada remaja terdapat faktor-faktor yang memengaruhi
sebagai berikut.
a. Kurangnya
perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga.
b. Pengaruh
lingkungan yang tidak baik.
c. Tekanan
psikologi yang dialami remaja.
d. Gagal dalam
studi/pendidikan.
e. Peranan media
massa.
Sedangkan pengahayatan keagamaan
pada remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Faktor
pembawaan
1) Watak manusia
yang memiliki kecenderungan berbuat baik dan berbuat buruk.
2) Dilahirkan
tanpa pengetahuan tentang apapun.
b. Faktor luar
1) Keluarga
2) Lingkungan
sekolah
3) Lingkungan
masyarakat
Referensi
Abdul Rahman, Agus. 2010. Teori Perkembangan Moral dan Model Pendidikan Moral. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. III No. 1: 37-44.
Akhdhiat, Hendra dan Rosleny Marliani. 2018. Psikologi Hukum, Cetakan ke-1. Bandung: Pustaka Setia.
Sarbaini. 2012. Pembinaan Nilai, Moral, dan Karakter Kepatuhan Peserta Didik terhadap Norma Ketertiban di Sekolah (Landasan Konseptual, Teori, Juridis, dan Empiris), Cetakan ke-1. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
www.zonareferensi.com (Diakses pada 3 Mei 2019 Pukul 14.06 WIB)
www.academia.edu (Diakses pada 3 Mei 2019 Pukul 13.57 WIB)