Badi' Tauriyah

Tauriyah dalam ilmu balaghah
 

Badi' Tauriyah

Ilmu Balaghah memiliki 3 aspek kajian, yaitu ilmu Ma’ani, ilmu Bayan, dan ilmu Badi’. Ketiga aspek kajian tersebut memiliki peranan masing-masing dalam pembahasan ilmu balaghah. Ilmu ma’ani membahas tentang memahami makna dari kalam yang ada, sedangkan ilmu bayan membahas tentang bagaimana menyampaikan ucapan sesuai tuntutan keadaan, dan ilmu badi’ membahas tentang memperindah suatu ucapan.

Objek kajian ilmu badi’ yaitu untuk memperindah bahasa, baik pada lafadz maupun makna. Adapun ruang lingkup dalam pembahasan ilmu badi’ yaitu Muhassinat Lafdziyyah (keindahan-keindahan lafadz) dan Muhassinat Ma’nawiyyah (keindahan-keindahan makna).

 

Pengertian Tauriyah

Pengertian Tauriyah Menurut Bahasa

Tauriyah (تورية) berasal dari bahasa Arab. Ia merupakan mashdar dari kata warraa yuwarrii - tawriyatan (ورّى- يورّي- تورية) yang memiliki arti yang sama dengan kata akhfaa yukhfii - ikhfaaan (أخفى- يخفي- إخفاء) yaitu menyembunyikan atau menutupi. Arti tersebut, disandarkan kepada salah satu hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik, “Bahwasannya Nabi Muhammad Saw apabila hendak bepergian, beliau menyembunyikan dirinya dari orang lain” (Aiman Amin Abdul Ghani, 2011: 275).

Selain dari hadis di atas, makna yang sama juga terdapat di dalam salah satu ayat Alquran, yaitu QS. Al-A’raaf ayat 20 yang berbunyi:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُۥرِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْءٰتِهِمَا

Kemudian setan membisikan pikiran jahat kepada mereka agar mereka menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup”...

Kata wuuriya (وُۥرِيَ) di dalam ayat tersebut memiliki arti yang sama dengan kata istatara (استتر) yang memiliki arti tertutup atau tersembunyi.

 

Pengertian Tauriyah Menurut Istilah

Menurut istilah, tauriyah didefinisikan sebagai kata tunggal yang diucapkan oleh seorang pembicara yang memiliki dua arti. Arti yang pertama dekat namun bukan yang dimaksud, padahal petunjuk terhadap arti yang dekat itu jelas. Sedangkan arti yang kedua adalah arti yang jauh namun justru itu yang dimaksud, padahal petunjuk arti yang jauh itu samar.

Dikarenakan hal tersebut, pendengar justru menduga bahwa arti yang dimaksud adalah arti yang dekat, padahal yang dimaksud oleh pembicara adalah arti yang jauh. Pendengar baru dapat menyadari maksud pembicara apabila memperhatikan terhadap qarinah yang disembunyikan oleh pembicara. Oleh karena itu, tauriyah ini hanya dapat dimengerti oleh orang yang sudah menyadarinya dan orang yang cerdas (Aiman Amin Abdul Ghani, 2011: 278).

 

Pengertian Tauriyah Menurut Ahli Balaghah

a.       Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin

Tauriyah adalah penyebutan sutau kata yang mufrad, yang mempunyai dua makna; pertama, makna yang dekat dan jelas yang tidak dimaksudkan; kedua, makna yang jauh dan samar yang dimaksudkan (Mujiyo Nurkholis dan Bahrun Abu Bakar, 1994: 397).

b.      Ahmad Damanhuri

Tauriyah menurut Ahmad Damanhuri adalah mengucapkan suatu kata yang memiliki dua arti, arti dekat dan arti jauh tetapi yang dimaksud adalah arti yang jauh (Ahmad Damanhuri, tt: 165).

Dari berbagai definisi tauriyah yang telah disebutkan di atas, tampak tidak ada perbedaan di antara para ahli balaghah dalam mendefiniskannya.

 

Contoh-Contoh Tauriyah

Contoh Tauriyah dalam Alquran

a.       QS. Taha [20] ayat 5

ٱلرَّحۡمَٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ ٥

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ´Arsy.”

Kata istawaa (استوى) dalam ayat tersebut memiliki arti dekat yang sama dengan kata istiqraar (استقرار) yang artinya menetap. Sedangkan arti jauhnya sama dengan kata istiilaa’ yang artinya menguasai. Dan arti kata istawaa yang dimaksud dalam ayat ini adalah arti yang sama dengan kata istiilaa’ yang artinya menguasai.

b.      QS. Az-Zaariyaat [51] ayat 47

وَٱلسَّمَآءَ بَنَيۡنَٰهَا بِأَيۡيْدِى وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ ٤٧

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.”

Arti kata aidiy (أيدي) yang dekat adalah nama suatu anggota tubuh atau yang kita kenal dengan nama tangan. Tetapi yang dimaksud dalam ayat ini adalah arti yang jauh yang sama dengan kata al-qudratu (القدرة) yang artinya kekuasaan.

 

Contoh Tauriyah dalam Syair

a.         Syair karya Ibnu Nabatah

أَقــــــُوْلُ وَقَدْ شَنُّوْا إِلَى الْحَرْبِ غَارَةً  ۞  دَعُوْنِيْ فَإِنِّيْ آكُلُ الْعَيْشَ بِالْجُـــبْنِ

Mereka menyerang untuk berperang, Aku berkata (kepada mereka), tinggalkanlah aku, aku sedang manikmati kehidupan dalam ketakutan.”

Kata al-‘aisya (الْعَيْشَ) dalam syair tersebut mempunyai arti dekat yang sama dengan kata al-khubzu (الخبز) yang artinya roti. Tetapi yang dimaksud oleh Ibnu Nabatah adalah arti yang jauh, yaitu al-hayat (الحياة) yang artinya kehidupan.

Kata al-jubni (الْجُـــبْنِ) juga memiliki dua arti. Arti dekatnya adalah potongan roti yang terbuat dari susu. Tetapi yang dimaksud oleh Ibnu Nabatah adalah arti jauhnya yaitu al-khouf (الخوف) yang artinya ketakutan.

b.        Syair karya Ahmad Syauqiy

يَاحَافِظَ الْفُصْحَى وَحَارِسَ مَجْدِهَا  ۞  وَإِمَامَ مَنْ نَجَبَتْ مِنَ الْبُلَغَـــــــــــــــــــــــــــاءِ

Wahai Hafidz Ibrahim yang dikuduskan, pengawal kemuliaannya, dan pemimpin para sastrawan yang patuh padanya.”

Kata haafidz (حافظ) memiliki arti dekat yaitu isim fa’il dari fi’il hafidza (حفظ) yang artinya menjaga. Sedangkan arti jauhnya adalah nama seorang penyair yaitu Hafidz Ibrahim. Arti jauh inilah yang dimaksud oleh penyair.

 

Contoh Tauriyah dalam Natsar

a.       Contoh Pertama

قَالَ الرَّجُلُ لِزَوْجَتِهِ، إِذَا جَاءَ شَخْصٌ وَدَقَّ الْبَابَ عَلَيْهِ قُوْلِيْ لَهُ هُوَ فِى دِمَشق

Kata dimsyaq (دِمَشق) memiliki arti dekat sebuah kota di negara Suriah. Tetapi yang dimaksud orang si pembicara adalah arti jauhnya, yaitu sebuah ruangan di dalam rumah yang diberi nama ruangan dimsyaq.

b.      Contoh Kedua

قَالَ النَّبِيُ لِلرَّجُلِ: نَحْنُ مِنْ مَاءٍ

Contoh yang kedua seperti ucapan Nabi Muhammad Saw ketika bertemu dengan musuh pada waktu nabi sedang bepergian dan hendak membuat siasat untuk berperang. Arti dekat dari kata maain (مَاءٍ) yang disebutkan nabi adalah air biasa, sehingga si musuh mengira bahwa nabi adalah sesosok yang tadinya tinggal di dalam air lalu keluar. Padahal yang dimaksud oleh nabi dari kata maain itu adalah maain mahiin (مَاءٍ مَهِيْن) yaitu air yang hina atau air mani yang mengisyaratkan bahwa nabi sebagaimana manusia lainnya diciptakan oleh Allah dari air mani.

 

Faidah Balaghiyah Tauriyah

Ada banyak faidah/kegunaan yang terdapat dalam tauriyah. Beberapa diantaranya sebagaimana disebutkan oleh Aiman Amin Abdul Ghani sebagai berikut.

1.      Mempengaruhi perhatian.

2.      Mendorong dalam berfikir.

3.      Melatih kemampuan akal untuk memikirkan makna yang jauh (Aiman Amin Abdul Ghani, 2011: 281).

 

Hukum Tauriyah dalam Islam

Hukum menggunakan tauriyah dalam Islam memiliki rincian sebagai berikut.

1.      Apabila mengarah kepada kebatilan maka hukumnya menjadi haram. Contohnya seperti menggunakan tauriyah dalam sumpah yang mengarah pada sumpah palsu. Nabi Muhammad Saw pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya, “Sumpahmu harus sesuai dengan apa yang dipahami oleh temanmu.”

2.      Apabila mengarah kepada hal yang wajib maka hukumnya menjadi wajib. Contohnya seperti melindungi orang yang hendak dibunuh oleh orang yang dzalim.

3.      Apabila mengarah kepada kepentingan atau kebutuhan maka hukumnya menjadi boleh. Misalnya dalam lingkungan pendidikan.

4.      Apabila tidak mengarahkan kepada kebatilan, hal yang wajib, kepentingan dan kebutuhan, maka terdapat perbedaan di antara para ulama. Jawaban yang paling dekat adalah hendaknya tidak sering menggunakan tauriyah. Tetapi apabila menggunakannya terkadang maka tidak mengapa. Misalnya dalam lingkungan pertemanan untuk sekedar bercanda.

 

Penutup

Tauriyah merupakan bagian dari ilmu Badi’. Secara bahasa, tauriyah berarti menyembunyikan atau menutupi. Adapun Menurut istilah, tauriyah didefinisikan sebagai kata tunggal yang diucapkan oleh seorang pembicara yang memiliki dua arti. Arti yang pertama dekat namun bukan yang dimaksud, padahal petunjuk terhadap arti yang dekat itu jelas. Sedangkan arti yang kedua adalah arti yang jauh namun justru itu yang dimaksud, padahal petunjuk arti yang jauh itu samar.

Contoh  tauriyah dapat kita temukan dalam Alquran, sya’ir ataupun natsr.  Adapun faidah atau kegunaan dari tauriyah, yaitu mempengaruhi perhatian, mendorong dalam berfikir, dan melatih kemampuan akal untuk memikirkan makna yang jauh. Selain faidah, ada juga hukum tauriyah dalam Islam, diantaranya yaitu apabila mengarah kepada kebatilan maka hukumnya menjadi haram, apabila mengarah kepada hal yang wajib maka hukumnya menjadi wajib, apabila mengarah kepada kepentingan atau kebutuhan maka hukumnya menjadi boleh, apabila tidak mengarahkan kepada kebatilan, hal yang wajib, kepentingan dan kebutuhan, maka terdapat perbedaan di antara para ulama. Jawaban yang paling dekat adalah hendaknya tidak sering menggunakan tauriyah. Tetapi apabila menggunakannya terkadang maka tidak mengapa.

 

 

 

Referensi

Amin Abdul Ghani, Aiman. 2011. Al-Kaafi fil Balaaghah. Kairo: Daar at-Taufiiqiyyah li at-Tuurats.

Damanhuri, Ahmad. (tt). Syarh Hilyatu al-Lubbi al-Mashun. Semarang: Maktabah al-‘Alawiyah.

Nurkholis, Mujiyo dan Bahrun Abu Bakar. 2015. Terjemahan Al-Balaaghatul Waadhihah, Cetakan Kesepuluh. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

 

 

 

 


Post a Comment

Previous Post Next Post