RESUME MATA KULIAH PENGEMBANGAN LOKAL
Hari/Tanggal:
Jum’at 27 November 2020
Kuliah ke-13
Dosen Pengampu:
Mohammad
Muktiali, S.E., M.Si, M.T.
NIP.
197111241998031002
Oleh:
Muhammad Mufti
NIM. 13010120187102
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
DIPONEGORO
Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat
memnuhi kebutuhan dasarnya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan,
dan sebagainya.
Penduduk Miskin
Adalah penduduk yang memiliki pengeluaran perkapita
perbulan di bawah garis kemiskinan.
Garis Kemiskinan (GK)
Garis kemiskinan di Indonesia berbeda antar kota. Hal
tersebut disesuaikan dengan biaya hidup di kota yang bersangkutan. Misalnya
saja, biaya hidup di Kota Jakarta akan lebih tinggi daripada kota di luar
Jakarta. Namun umumnya, seseorang dikatakan miskin apabila pengeluarannya
kurang dari Rp10.000,00 per hari.
Pengembangan Lokal
Apabila disebutkan pengembangan lokal, maka yang dimaksud
adalah pengembangan ekonomi lokal.
Pengembangan Ekonomi Lokal/Local Economy Development (PEL/LED)
Pengembangan lokal adalah proses partisipatif di mana
masyarakat lokal dari berbagai sektor bekerja bersama-sama untuk mendorong
kegiatan perdagangan/komersial lokal sehingga terbentuk suatu ekonomi yang
tahan banting dan berkesinambungan.
Wisata yang Mendukung Warga Miskin
Kerangka Teori Hubungan Wisata dan Ekonomi Lokal
Contoh Kasus:
Peran Kawasan Wisata Borobudur dalam Mengentaskan Kemiskinan
Sebagian besar masyarakat di lingkungan Taman Wisata
Candi Borobudur (TWCB) berprofesi di bidang:
2. Pramuwisata
3. Pedagang
4. Kuliner
5. Atraksi
6. Transportasi tradisional
7. Sopir
8. Fotografer
9. Kerajinan
Bidang pekerjaan yang paling banyak melibatkan pelaku
usaha miskin adalah pedagang dan transportasi tradisional. Pedagang sebesar 33%
dan transportasi tradisional sebesar 22%. Artinya bahwa dengan adanya TWCB
membuka banyak lapangan dan peluang usaha bagi warga sekitar sehingga dapat
memperkecil angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.