Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara
yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung
dalam suatu kelompok masyarakat. Menurut Cik Hasan Bisri, lembaga sosial Islam
adalah pranata atau instansi sosial yang merupakan perwujudan interaksi sosial
di dalam masyarakat Islam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Interaksi
sosial itu mengacu pada keyakinan (benar dan salah), nilai (baik dan buruk),
dan kaidah (yang mesti dilakukan dan ditinggalkan).
Ciri-ciri Lembaga Sosial
·
Lembaga sosial merupakan himpunan pola-pola pemikiran dan tingkah laku yang
dicerminkan dalam kegiatan kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
·
Lembaga sosial mempunyai taraf kekekalan tertentu.
·
Lembaga sosial mempunyai satu atau lebih tujuan.
·
Lembaga sosial mempunyai berbagai sarana untuk menempati tujuannya.
·
Lembaga sosial mempunyai lambang/simbol yang khas.
·
Lembaga sosial mempunyai tradisi lisan maupun tertulis yang berisikan
rumusan tujuan, sikap, dan tindak tanduk individu yang mengikuti lembaga
tersebut.
Macam-macam Lembaga/Pranata Sosial Islam
·
Pranata agama yang berkaitan dengan peribadatan, diwujudkan dengan adanya Dewan
Kemakmuran Mesjid (DKM), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Badan Amil
Zakat (BAZ), dll.
·
Pranata keluarga (kekerabatan) seperti adanya pengaturan perkawinan dengan
undang-undang, pengelolaan perkawinan oleh Kantor Urusan Agama (KUA), adanya
lamaran sebelum perkawinan, adanya hak waris dari anggota keluarga jika salah
satunya meninggal dunia, dsb.
·
Pranata pendidikan seperti adanya sekolah dari mulai Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sampai perguruan tinggi, pesantren, madrasah, dll. untuk sarana
pendidikan.
·
Pranata politik seperti adanya partai politik.
·
Pranata ekonomi, pranata kesehatan, pranata penyiaran, pranata hukum, dsb.
Sumber:
Kuliah mingguan Hukum Islam dan Pranata Sosial bersama Dr. Muhammad Asro,
M.Ag. (19 September 2018)