Sebab Mi'raj Nabi Muhammad Saw
Terdapat sebuah kisah menarik dibalik Mi'raj-nya Nabi Muhammad Saw. Salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh Utsman bin Hasan Al-Jaubariy dalam Kitab Durrotul Waa'idziin. Dalam kitab tersebut Al-Jaubariy menyebutkan tentang hal yang menjadi sebab Mi'raj-nya Nabi Muhammad Saw.
Disebutkan bahwa suatu ketika, bumi dan langit sedang berada di tengah perseteruan. Keduanya saling membanggakan diri mereka sendiri atas karunia yang telah Allah berikan kepada masing-masing dari mereka. Kala itu bumi berkata kepada langit.
Bumi: "Hai langit, aku lebih baik daripada kamu karena Allah telah menghiasiku dengan berbagai negeri, samudera, sungai-sungai, pepohonan, gunung-gunung, dan lain sebagainya."
Tak terima dengan pernyataan dari bumi, lantas langit pun tidak mau kalah, dan berkata kepada bumi.
Langit: "Justru akulah yang lebih baik daripada kamu. Matahari, bulan, bintang-bintang, galaksi, 'Arsy, Kursiy, serta surga semuanya ada padaku."
Bumi tidak mau mengalah dan kembali menyebutkan kelebihan-kelebihannya yang lain.
Bumi: "Padaku terdapat Baitullah. Tempat itu sering dikunjungi oleh para nabi, para rasul, para wali, serta semua orang beriman. Tak hanya berkunjung, mereka semua juga selalu ber-thawaf di tempat itu."
Tetap bersikeras, langit pun menyebutkan kelebihan-kelebihannya yang lain.
Langit: "Padaku juga terdapat Baitulma'mur. Di sana merupakan tempat bagi para malaikat langit ber-thawaf. Selain itu, surga yang terdapat padaku, menjadi tempat kembalinya arwah-arwah para nabi, para rasul, para wali, serta orang-orang yang saleh."
Bumi: "Sesungguhnya pemimpin para rasul, penutup para nabi, kekasih Tuhan semesta alam, dan makhluk paling utama (baginya segala hormat yang paling sempurna) tinggal di tempatku, serta syariatnya disebarkan di tempatku.
Mendengar pernyataan bumi yang demikian, langit lantas terdiam dan tidak mampu lagi untuk menjawabnya. Tak lama kemudian, ia menghadap Allah Swt seraya bermunajat kepada-Nya.
Langit: "Wahai Tuhanku, Engkau adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa orang yang sedang berada dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Mu. Sesungguhnya aku sedang berada dalam kesulitan karena tak mampu untuk menjawab pernyataan dari bumi. Maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau menaikkan Nabi Muhammad Saw padaku agar aku memperoleh kemuliaan karenanya sebagaimana Engkau telah memuliakan bumi karena keindahan Nabi."
Allah mengabulkan doa langit kemudian mewahyukan kepada Malaikat Jibril agar pergi ke surga untuk membawa buraq dan mendatangi Nabi Muhammad Saw. Malaikat Jibril lalu pergi ke surga dan melihat 40.000 buraq yang sedang merumput di taman surga. Di setiap dahi mereka terdapat tulisan nama "Muhammad". Dari semua buraq yang ada, Malaikat Jibril lalu melihat satu buraq yang sedang menundukkan kepalanya sambil menangis. Air matanya terlihat bercucuran. Kemudian Malaikat Jibril bertanya kepadanya.
Jibril: "Apa yang terjadi padamu?"
Buraq itu lalu menjawab.
Buraq: "Wahai Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar sejak 40.000 tahun yang lalu nama 'Muhammad' sehingga dalam hatiku tertanam rasa cinta terhadap pemilik nama tersebut. Aku pun menjadi rindu padanya sehingga aku selalu merasa tidak enak baik ketika makan ataupun minum. Aku benar-benar telah terbakar oleh api kerinduan."
Jibril: "Aku akan mempertemukanmu dengan sosok yang selalu kau rindukan."
Setelah itu, Malaikat Jibril memasangkan pelana dan tali kendali pada buraq itu dan mempertemukannya dengan Nabi Muhammad Saw.
Kisah di atas merupakan sebuah hikmah. Tentu harapannya adalah kita semua yang membaca mendapatkan pelajaran dari hikmah tersebut. Hikmah itu seperti benda berharga yang hilang milik seorang mu'min. Oleh karena itu, di mana pun menemukannya, maka ambillah.
Wallahu a'lamu bis-shawab.
Dikutip dari Kitab Nuur al-Dzalaam Syarh Mandzumah 'Aqiidatul-'Awaam karya Syaikh Muhammad Nawawi